Memasuki semester II-2017, ada tanda industri properti mulai bergairah kembali. Ini terekam dari penjualan pemasaran atawa marketing sales dari sejumlah pengembang bergerak naik. Pun dari sisi penyaluran kredit perumahan (KPR) menunjukkan tren peningkatan.

Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya, mencatatkan pertumbuhan KPR subsidi dan non subsidi melampau target perusahaan ini. Jumlah penyaluran unit KPR selama Agustus 2017 mencapai 22.666 unit atau melesat 44,9% dibandingkan bulan Juli. Sedangkan nilai transaksi melonjak 41,6% menjadi Rp 3,65 triliun.

Indaryanto, Direktur Keuangan PT PP Properti Tbk (PPRO), melihat, pertumbuhan penyaluran KPR menjadi bukti bahwa bisnis properti sudah semakin menggeliat. Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan adalah penurunan suku bunga bank.

Kebijakan perpajakan lewat program pengampunan pahjak alias tax amnesty kemungkinan hasilnya sudah mulai masuk ke sektor properti. Sebab banyak konsumen PPRO yang membeli unit properti dalam jumlah besar. “Beberapa konsumen ada yang membeli satu lantai masing-masing,” katanya kepada KONTAN, Kamis (14/9).

Direktur PT Ciputra Development Tbk Harun Hajadi menyebutkan, faktor pendorong penjualan perumahan salah satunya adalah ketersediaan pembiayaan. Umumnya yang memenuhi syarat KPR adalah para pekerja formal. “Bagi mereka yang berada di jalur nonformal akan sulit sekali mengakses pembiayaan,” ujarnya kepada KONTAN, kemarin.

Hingga Agustus 2017, CTRA telah mengantongi prapenjualan sekitar Rp 5 triliun dari target tahun ini sebesar Rp 8,5 triliun. “Kalau proyeksi yang kami buat, tahun ini tumbuh 14,8%.,” terang Harun.

Sedangkan PPRO berhasil mengantongi marketing sales Rp 2,09 triliun selama Januari-Agustus 2017. Angka ini melesat lebih 88% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 1,21 triliun.

Olivia Surodjo, Direktur Keuangan PT Metropolitand Land Tbk (MTLA), mengakui penjualan properti memang selalu meningkat saat memasuki semester II saban tahun. Puncaknya, pertumbuhan akan terjadi terutama di kuartal IV. “Marketing sales sampai Agustussekitar Rp 835 miliar,” ungkapnya.

Sedangkan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) meraih marketing sales hingga Rp 3 triliun sampai Agustus atau 66,6% dari target tahun ini yang senilai Rp 4,5 triliun. “Ini meningkat sekitar 15% dari periode yang sama tahun lalu,” kata Indra Antono, Wakil Direktur Utama APLN.

Indra melihat penjualan properti sudah semakin membaik. Pada semester I-2017, APLN baru mengantongi marketing sales Rp 2,3 triliun. Artinya, selama Juli dan Agustus, perusahaan ini berhasil meraup sekitar Rp 700 miliar dari prapenjualan.

 

Sumber : http://m.kontan.co.id/news/properti-semakin-sehat-penjualan-mulai-melesat